Sisi Negatif Pembelian Online dengan Sistem Paylater: Nyaman di Awal, Menjerat di Akhir
Belanja online kini sudah jadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Tinggal klik, pilih barang, lalu bayar—semuanya terasa praktis. Apalagi sejak muncul fitur “Paylater”, belanja jadi semakin mudah karena kamu bisa bayar nanti, barang datang duluan. Tapi di balik kemudahan itu, ternyata ada sisi negatif yang sering tidak disadari oleh para pengguna.
Dalam artikel ini, kita akan bahas secara ringan dan mudah dipahami tentang dampak buruk penggunaan sistem paylater agar kamu bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan.
1. Terjebak Gaya Hidup Konsumtif
Salah satu efek paling nyata dari penggunaan paylater adalah dorongan untuk belanja lebih banyak dari kemampuan finansial. Karena tidak perlu membayar langsung, banyak orang merasa aman untuk checkout barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.
Akhirnya, tanpa sadar, tagihan menumpuk. Dan saat jatuh tempo tiba, dompet pun mulai menjerit.
Tips: Sebelum klik “Beli Sekarang”, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah aku benar-benar butuh barang ini, atau cuma ingin saja?”
2. Lupa Bahwa “Bayar Nanti” Tetap Harus Bayar
Sistem paylater memang terdengar manis di awal—seolah-olah kamu punya uang tambahan. Padahal sebenarnya itu adalah utang.
Dan seperti semua utang, ia tetap harus dibayar, bahkan dengan bunga dan denda kalau kamu telat melunasinya.
Banyak pengguna paylater yang awalnya hanya ingin “sekali coba”, tapi akhirnya terus menumpuk cicilan hingga sulit keluar dari lingkaran hutang digital.
3. Tekanan Psikologis Akibat Tagihan
Kesan “nyaman” di awal bisa berubah jadi stres di akhir bulan.
Banyak pengguna paylater mengaku merasa cemas, khawatir, bahkan sulit tidur karena terus memikirkan tagihan yang menumpuk.
Rasa tenang saat belanja online bisa berubah jadi tekanan psikologis ketika pengingat pembayaran mulai masuk lewat notifikasi atau SMS.
4. Risiko Skor Kredit Buruk
Tahukah kamu bahwa penggunaan paylater juga bisa memengaruhi riwayat kredit?
Jika kamu sering telat membayar atau gagal melunasi tagihan, datanya bisa tercatat di sistem SLIK OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Akibatnya, saat kamu ingin mengajukan Kredit Motor, KPR, atau pinjaman usaha, kamu bisa ditolak karena dianggap punya catatan kredit buruk.
5. Godaan Promo yang Menyesatkan
Platform e-commerce sering menggunakan trik marketing seperti:
- “Diskon eksklusif hanya untuk pengguna Paylater”
- “Beli sekarang, cicil tanpa bunga!”
Padahal di balik itu, tetap ada biaya administrasi dan risiko keterlambatan. Jadi, promo tersebut sering kali hanya memancing impuls belanja, bukan benar-benar memberi keuntungan finansial.
6. Kehilangan Kendali atas Keuangan
Bila tidak dikontrol, paylater bisa membuat kamu kehilangan kendali terhadap arus uang pribadi.
Karena semua transaksi terasa “tidak keluar uang”, kamu jadi sulit memantau pengeluaran sebenarnya.
Akhirnya, saat rekap bulanan datang, kamu baru sadar bahwa total tagihanmu sudah melebihi penghasilan.
Kesimpulan: Bijaklah Sebelum “Checkout”
Paylater bukan musuh, tapi alat keuangan yang perlu digunakan dengan bijak.
Jika kamu benar-benar butuh barang penting dan yakin bisa membayar tepat waktu, sistem ini bisa membantu. Tapi jika digunakan untuk memuaskan keinginan sesaat, paylater bisa berubah jadi jebakan finansial.
Jadi, sebelum menekan tombol “Beli Sekarang”, ingat satu hal sederhana:
“Bayar nanti tetap berarti berhutang hari ini.”

